Jumat, 30 November 2012

Rasio Rocker Arm, Berhubungan Dengan Lift

Rasio Rocker Arm, Berhubungan Dengan Lift

Kalau kita perhatikan rocker arm, ada bagian yang menyentuh kem dan ada pula yang menyentuh batang klep. Untuk selanjutnya, kita sebut bagian ini lengan. Lengan yang menyentuh klep dan lengan yang menyentuh kem beda di soal ukuran panjang. Bisa dipastikan, lengan yang menyentuh klep lebih panjang ukurannya.
Lengan yang panjang dibagi yang lengan pendek dikasih nama rasio. Makin besar rasionya, akan semakin besar juga pengaruhnya terhadap lift kem. Setiap merek atau tipe motor tertentu berbeda di soal rasio. Misalnya pelatuk Honda Blade rasionya 1,5. Ini akan lebih tinggi pengaruhnya terhadap lift dibanding pelatuk yang punya rasio 1,3.
Untuk bebek atau skubek Yamaha memang punya rasio yang lebih kecil, yaitu 1,3. Makanya kalau bikin kem agar punya lift tinggi, benjolannya harus lebih tinggi juga.

Rasio Rocker Arm, Berhubungan Dengan Lift

Rasio Rocker Arm, Berhubungan Dengan Lift

Kalau kita perhatikan rocker arm, ada bagian yang menyentuh kem dan ada pula yang menyentuh batang klep. Untuk selanjutnya, kita sebut bagian ini lengan. Lengan yang menyentuh klep dan lengan yang menyentuh kem beda di soal ukuran panjang. Bisa dipastikan, lengan yang menyentuh klep lebih panjang ukurannya.
Lengan yang panjang dibagi yang lengan pendek dikasih nama rasio. Makin besar rasionya, akan semakin besar juga pengaruhnya terhadap lift kem. Setiap merek atau tipe motor tertentu berbeda di soal rasio. Misalnya pelatuk Honda Blade rasionya 1,5. Ini akan lebih tinggi pengaruhnya terhadap lift dibanding pelatuk yang punya rasio 1,3.
Untuk bebek atau skubek Yamaha memang punya rasio yang lebih kecil, yaitu 1,3. Makanya kalau bikin kem agar punya lift tinggi, benjolannya harus lebih tinggi juga.

Kamis, 29 November 2012

Video Race & Drag Bike TULUNGAGUNG

Drag Bike di TULUNGAGUNG



        


                Race di TULUNGAGUNG (11 November 2012)



Video Race & Drag Bike TULUNGAGUNG

Drag Bike di TULUNGAGUNG



        


                Race di TULUNGAGUNG (11 November 2012)



Senin, 26 November 2012

Rumus Menentukan Venturi Karburator

Rumus Menentukan Venturi Karburator

Bagaimana menentukan venturi karburator….? Sesuaikan dengan peak power di RPM mana yang sudah kamu desain sesuai lebar porting.

Rumusnya , v = 0.65 x akar ( kapasitas silinder dalam liter x puncak rpm )
atau,
v= K x √ (CxN)


Dengan:
v  = Venturi karbu
K = angka tetapan, yang cocok untuk harian adalah 0.65 (batas K adalah 0.6-0.9)
C = kapasitas silinder dalam liter
N = puncak RPM


CONTOHNYA

Ketika bajaj kita sudah bore up + stroke up hingga 240 cc, maka karburator yang cocok agar lari motor tetap nendang hingga 10,000 RPM adalah:
v = 0,65 x akar ( 0,24 x 10,000 )

v = 0,65 x akar ( 2400 )


v = 0,65 x 48,98
v = 31.84
v = 32 mm

Lho, gampang toh, tinggal ganti karburator berdiameter 32 mm..? Beli yang langsung 32mm, mahal! Agar lebih murah namun tetap kencang, beli karburator pe28mm, lalu di REAMER HABIS!!!Bisa jadi 32 mm.

Rumus Menentukan Venturi Karburator

Rumus Menentukan Venturi Karburator

Bagaimana menentukan venturi karburator….? Sesuaikan dengan peak power di RPM mana yang sudah kamu desain sesuai lebar porting.

Rumusnya , v = 0.65 x akar ( kapasitas silinder dalam liter x puncak rpm )
atau,
v= K x √ (CxN)


Dengan:
v  = Venturi karbu
K = angka tetapan, yang cocok untuk harian adalah 0.65 (batas K adalah 0.6-0.9)
C = kapasitas silinder dalam liter
N = puncak RPM


CONTOHNYA

Ketika bajaj kita sudah bore up + stroke up hingga 240 cc, maka karburator yang cocok agar lari motor tetap nendang hingga 10,000 RPM adalah:
v = 0,65 x akar ( 0,24 x 10,000 )

v = 0,65 x akar ( 2400 )


v = 0,65 x 48,98
v = 31.84
v = 32 mm

Lho, gampang toh, tinggal ganti karburator berdiameter 32 mm..? Beli yang langsung 32mm, mahal! Agar lebih murah namun tetap kencang, beli karburator pe28mm, lalu di REAMER HABIS!!!Bisa jadi 32 mm.

Porting Dalam Memodifikasi Blok 2 Tak

Porting Dalam Memodifikasi Blok 2 Tak


Ada beberapa teknik tune up mesin 2 tak, yang paling lazim adalah memporting ulang design port.
Memporting ulang itu juga banyak halnya diantaranya adalah:
1 Merubah tinggi port
2 Mengarahkan kembali jendela port
3 Menghaluskan saluran2 port
4 Memperbesar ukuran port
Tentunya point2 tersebut diatas harus dilakukan dengan perhitungan yang tepat agar hasilnya maksimal.

Kali ini kita hanya akan membahas mengenai merubah tinggi port

Merubah tinggi port berarti durasi buka & tutup port pun akan berubah. Menentukan angka dari tinggi port ini tentunya harus menggunakan hitungan2 tertentu.
Jika seorang mekanik pernah melakukan perubahan tinggi port pada sebuah silinder blok dan ternyata hasilnya baik ini bisa menjadi acuan untuk mekanik lainnya jika ingin melakukan rubahan pada blok lainnya walaupun memiliki spek yang berbeda.
Caranya adalah mengkonversi ukuran dari mm menjadi derajat putar kruk as.

Contoh :
HRC Thailand menentukan tinggi porting terbaik pada silinder blok NSR SP adalah sbg berikut :
1 Lb Bilas : 42mm
2 Lb Transfer primer & sekunder : 42mm
3 Lb Buang : 26mm
(Catatan :Deck Height NSR adalah 0 mm yang berarti Bibir piston NSR saat berada di TMA adalah sebidang dengan bibir silinder blok atau 0 mm)

Maka jika kita ingin merubah port silinder blok Yamaha RX King harus menggunakan angka berapa di tiap2 portnya jika ingin mengacu pada hitungannya HRC??




Tentunya salah jika kita langsung menggunakan angka2 diatas untuk diaplikasi di blok RX King.
Kita harus mengkonversi dahulu dengan satuan derajat, setelah didapat maka dikonversi kembali ke satuan mm dengan ditambah (Deck Height)

Lalu bagaimana mengkonversi dari mm ke derajat?
Yang pertama kita harus ketahui dulu data2 sebagai berikut :
1 Stroke NSR & stroke RX King
2 Panjang Stang piston NSR & RX King

Jika data2 tersebut sudah diketahui maka kita bisa menggambar diatas kertas sesuai data2 tersebut atau jika ingin lebih akurat bisa dengan menggunakan software Auto Cad.
Misal menentuakn derajat buka lubang buang pada blok yang ingin ditiru (Blok NSR):
1 Buat lingkaran dengan diameter seukuran stroke NSR dan gambarkan titik pusatnya dalam koordinat axis X & Y. pada titik paling atas lingkaran beri tanda 0 derajat kruk as (ini melambangkan derajat putar kruk as)
2 Gambar garis vertikal berukuran panjang stroke + panjang stang seher dengan posisi garis melalui titik pusat lingkaran dan ujung paling bawah garis bertemu dengan ujung paling bawah lingkaran. (Ini melambangkan titik pusat dari rangkaian silinder+piston+kruk as)
3 Buat titik 0mm pada ujung atas garis tersebut (anggaplah titik 0 tersebut adalah posisi piston saat TMA)
4 Buat lagi titik (Tandai dengan huruf B)pada garis vertikal tadi seukuran tinggi lb buang (pada contoh diatas adalah 26mm) Berarti jarak dari titik 0 ke titik B adalah 26mm.
5 Gunakan jangka buat agar jarak bukaan jangka seukuran dengan panjang stang seher NSR (ini melambangkan panjang stang seher)
6 Jarum jangka di posisikan di titik B dan mata pinsil jangka di coretkan ke lingkaran yang mampu dijangkau dengan jangka (ini melambangkan posisi stang seher pada rangkaian)
7 Ukur berapa derajat dari posisi 0 derajat kruk as terhadap titik pada point 6 tadi dengan bususr derajat.
8 Angka derajat buka lubang buang telah didapat.

Lakukan langkah2 diatas untuk menghitung derajat buka lubang bilas dan transfer.
Setelah semua didapati sekarang tinggal menghitung berapa mm tinggi lubang2 tersebut pada blok rubahan (Blok RX King).

Langkah2nya adalah :
1 Buat lingkaran dengan diameter seukuran stroke RX King dan gambarkan titik pusatnya dalam koordinat axis X & Y. pada titik paling atas lingkaran beri tanda 0 derajat kruk as (ini melambangkan derajat putar kruk as)
2 Gambar garis vertikal berukuran panjang stroke + panjang stang seher dengan posisi garis melalui titik pusat lingkaran dan ujung paling bawah garis bertemu dengan ujung paling bawah lingkaran. (Ini melambangkan titik pusat dari rangkaian silinder+piston+kruk as)
3 Buat titik 0mm pada ujung atas garis tersebut (anggaplah titik 0 tersebut adalah posisi piston saat TMA)
4 Ukur dengan busur derajat angka yang didapati dari point no 8 diatas dan tandai pada lingkaran dan beri tanda B.
5 Gunakan jangka buat agar jarak bukaan jangka seukuran dengan panjang stang seher Rx King (ini melambangkan panjang stang seher)
6 Jarum jangka di posisikan di titik B dan mata pinsil jangka di coretkan ke garis vertikal diatas lingkaran yang mampu dijangkau dengan jangka (ini melambangkan posisi stang seher pada rangkaian)
7 Ukur jarak dari titik 0mm terhadap titik yang baru didapat dari point no 6.
8 Jarak tinggi lubang buang RX King telah didapat.

Lakukan langkah2 diatas untuk menghitung jarak lubang bilas dan transfer.
Setelah semua angka didapat kita harus mengetahui Deck height RX king tersebut, setalah didapat maka ukuran2 jarak port yang sudah didapat masing2 ditambah Deck height nya.

Sementara jika ingin melebarkan lubang buang maximal adalah 70% dari diameter piston
kecuali jika design lubang buangnya memiliki tiang penyangga seperti NSR SP maka bisa dibuat lebih lebar lagi.
Contoh : Diameter piston NSR adalah 59mm maka lebar lb buang maximal adalah 59x 70% = 41.3mm dibulatkan menjadi 42 mm, jika lebih dari 42mm maka khawatir ring piston bagian lb buang akan cenderung menekan berlebihan ke dinding silinder, shg silinder akan mudah aus.

Porting Dalam Memodifikasi Blok 2 Tak

Porting Dalam Memodifikasi Blok 2 Tak


Ada beberapa teknik tune up mesin 2 tak, yang paling lazim adalah memporting ulang design port.
Memporting ulang itu juga banyak halnya diantaranya adalah:
1 Merubah tinggi port
2 Mengarahkan kembali jendela port
3 Menghaluskan saluran2 port
4 Memperbesar ukuran port
Tentunya point2 tersebut diatas harus dilakukan dengan perhitungan yang tepat agar hasilnya maksimal.

Kali ini kita hanya akan membahas mengenai merubah tinggi port

Merubah tinggi port berarti durasi buka & tutup port pun akan berubah. Menentukan angka dari tinggi port ini tentunya harus menggunakan hitungan2 tertentu.
Jika seorang mekanik pernah melakukan perubahan tinggi port pada sebuah silinder blok dan ternyata hasilnya baik ini bisa menjadi acuan untuk mekanik lainnya jika ingin melakukan rubahan pada blok lainnya walaupun memiliki spek yang berbeda.
Caranya adalah mengkonversi ukuran dari mm menjadi derajat putar kruk as.

Contoh :
HRC Thailand menentukan tinggi porting terbaik pada silinder blok NSR SP adalah sbg berikut :
1 Lb Bilas : 42mm
2 Lb Transfer primer & sekunder : 42mm
3 Lb Buang : 26mm
(Catatan :Deck Height NSR adalah 0 mm yang berarti Bibir piston NSR saat berada di TMA adalah sebidang dengan bibir silinder blok atau 0 mm)

Maka jika kita ingin merubah port silinder blok Yamaha RX King harus menggunakan angka berapa di tiap2 portnya jika ingin mengacu pada hitungannya HRC??




Tentunya salah jika kita langsung menggunakan angka2 diatas untuk diaplikasi di blok RX King.
Kita harus mengkonversi dahulu dengan satuan derajat, setelah didapat maka dikonversi kembali ke satuan mm dengan ditambah (Deck Height)

Lalu bagaimana mengkonversi dari mm ke derajat?
Yang pertama kita harus ketahui dulu data2 sebagai berikut :
1 Stroke NSR & stroke RX King
2 Panjang Stang piston NSR & RX King

Jika data2 tersebut sudah diketahui maka kita bisa menggambar diatas kertas sesuai data2 tersebut atau jika ingin lebih akurat bisa dengan menggunakan software Auto Cad.
Misal menentuakn derajat buka lubang buang pada blok yang ingin ditiru (Blok NSR):
1 Buat lingkaran dengan diameter seukuran stroke NSR dan gambarkan titik pusatnya dalam koordinat axis X & Y. pada titik paling atas lingkaran beri tanda 0 derajat kruk as (ini melambangkan derajat putar kruk as)
2 Gambar garis vertikal berukuran panjang stroke + panjang stang seher dengan posisi garis melalui titik pusat lingkaran dan ujung paling bawah garis bertemu dengan ujung paling bawah lingkaran. (Ini melambangkan titik pusat dari rangkaian silinder+piston+kruk as)
3 Buat titik 0mm pada ujung atas garis tersebut (anggaplah titik 0 tersebut adalah posisi piston saat TMA)
4 Buat lagi titik (Tandai dengan huruf B)pada garis vertikal tadi seukuran tinggi lb buang (pada contoh diatas adalah 26mm) Berarti jarak dari titik 0 ke titik B adalah 26mm.
5 Gunakan jangka buat agar jarak bukaan jangka seukuran dengan panjang stang seher NSR (ini melambangkan panjang stang seher)
6 Jarum jangka di posisikan di titik B dan mata pinsil jangka di coretkan ke lingkaran yang mampu dijangkau dengan jangka (ini melambangkan posisi stang seher pada rangkaian)
7 Ukur berapa derajat dari posisi 0 derajat kruk as terhadap titik pada point 6 tadi dengan bususr derajat.
8 Angka derajat buka lubang buang telah didapat.

Lakukan langkah2 diatas untuk menghitung derajat buka lubang bilas dan transfer.
Setelah semua didapati sekarang tinggal menghitung berapa mm tinggi lubang2 tersebut pada blok rubahan (Blok RX King).

Langkah2nya adalah :
1 Buat lingkaran dengan diameter seukuran stroke RX King dan gambarkan titik pusatnya dalam koordinat axis X & Y. pada titik paling atas lingkaran beri tanda 0 derajat kruk as (ini melambangkan derajat putar kruk as)
2 Gambar garis vertikal berukuran panjang stroke + panjang stang seher dengan posisi garis melalui titik pusat lingkaran dan ujung paling bawah garis bertemu dengan ujung paling bawah lingkaran. (Ini melambangkan titik pusat dari rangkaian silinder+piston+kruk as)
3 Buat titik 0mm pada ujung atas garis tersebut (anggaplah titik 0 tersebut adalah posisi piston saat TMA)
4 Ukur dengan busur derajat angka yang didapati dari point no 8 diatas dan tandai pada lingkaran dan beri tanda B.
5 Gunakan jangka buat agar jarak bukaan jangka seukuran dengan panjang stang seher Rx King (ini melambangkan panjang stang seher)
6 Jarum jangka di posisikan di titik B dan mata pinsil jangka di coretkan ke garis vertikal diatas lingkaran yang mampu dijangkau dengan jangka (ini melambangkan posisi stang seher pada rangkaian)
7 Ukur jarak dari titik 0mm terhadap titik yang baru didapat dari point no 6.
8 Jarak tinggi lubang buang RX King telah didapat.

Lakukan langkah2 diatas untuk menghitung jarak lubang bilas dan transfer.
Setelah semua angka didapat kita harus mengetahui Deck height RX king tersebut, setalah didapat maka ukuran2 jarak port yang sudah didapat masing2 ditambah Deck height nya.

Sementara jika ingin melebarkan lubang buang maximal adalah 70% dari diameter piston
kecuali jika design lubang buangnya memiliki tiang penyangga seperti NSR SP maka bisa dibuat lebih lebar lagi.
Contoh : Diameter piston NSR adalah 59mm maka lebar lb buang maximal adalah 59x 70% = 41.3mm dibulatkan menjadi 42 mm, jika lebih dari 42mm maka khawatir ring piston bagian lb buang akan cenderung menekan berlebihan ke dinding silinder, shg silinder akan mudah aus.

Mengganti Tutup Klep Standar ke Model Pernafasan

Mengganti Tutup Klep Standar ke Model Pernafasan

Ingin mesin kalian lebih dingin? Logikanya cairan pelumas (oli terutama) akan menyerap panas dan membuangnya ke dinding mesin. Jika cairan pelumas tersebut didinginkan, otomatis mesin menjadi dingin. Cara termudah adalah membuat lubang pernafasan oli tambahan. Lubang ini dapat di taruh di tutup klep bagian atas. Langsung simak aja yuk? hehe
Bahan-bahannya:
1. Pentil ban bekas
Pentil ban ini bisa diminta di tukang tambal ban gratis asal dikasih..atau beli ban bekas saja. 
2. Tutup klep yang masin bagus (baru juga boleh)
Harga tutup klep baru ini hanya 12rb
 3. Selang gas LPG atau selang lain yang tahan panas

Langkah-langkah membuatnya mudah kok:
1. Gunting pentil ban bekas dan buang keseluruhan karet yang menempel. Pentil dalam dibuang.
2. Bor tutup klep se ukuran dengan pentil ban yang digunakan.
3. Pasang dengan rapat dan beri lem G sedikit (alteco bisa)
4. Pasang kembali ke blok kop mesin dan beri selang.

Namun cara ini maupun dengan membeli tutup klep variasi akan tetap menabrak karburator. Biasanya moncong karburator harus dibelokkan. Uang akan keluar untuk membeli manifold variasi.
Hasil akhir
Tutup klep pagoda
Tutup klep SPS

Mengganti Tutup Klep Standar ke Model Pernafasan

Mengganti Tutup Klep Standar ke Model Pernafasan

Ingin mesin kalian lebih dingin? Logikanya cairan pelumas (oli terutama) akan menyerap panas dan membuangnya ke dinding mesin. Jika cairan pelumas tersebut didinginkan, otomatis mesin menjadi dingin. Cara termudah adalah membuat lubang pernafasan oli tambahan. Lubang ini dapat di taruh di tutup klep bagian atas. Langsung simak aja yuk? hehe
Bahan-bahannya:
1. Pentil ban bekas
Pentil ban ini bisa diminta di tukang tambal ban gratis asal dikasih..atau beli ban bekas saja. 
2. Tutup klep yang masin bagus (baru juga boleh)
Harga tutup klep baru ini hanya 12rb
 3. Selang gas LPG atau selang lain yang tahan panas

Langkah-langkah membuatnya mudah kok:
1. Gunting pentil ban bekas dan buang keseluruhan karet yang menempel. Pentil dalam dibuang.
2. Bor tutup klep se ukuran dengan pentil ban yang digunakan.
3. Pasang dengan rapat dan beri lem G sedikit (alteco bisa)
4. Pasang kembali ke blok kop mesin dan beri selang.

Namun cara ini maupun dengan membeli tutup klep variasi akan tetap menabrak karburator. Biasanya moncong karburator harus dibelokkan. Uang akan keluar untuk membeli manifold variasi.
Hasil akhir
Tutup klep pagoda
Tutup klep SPS

Daftar Volume Silinder Standar & Rasio Kompresi

Daftar Volume Silinder Standar & Rasio Kompresi

Berikut data volume silinder dan perbandingan kompresi yang membantu kita agar dapat memperkirakan volume ruang bakar. Jika ada data yang lebih lengkap bisa menambahi sehingga lebih bermanfaat untuk semua saudara-saudara kita sesama pecinta korek mesin
  || Nama Motor                 ||  Bore x Stroke          || Volume Silinder (cc)        || Rasio Kompresi
1. Kawasaki Blitz R        :      53 mm x 50.6mm                       111                                9.3 : 1
2. Kawasaki Athlete       :      56 mm x 50.6mm                       124.6                             9.8 : 1
3. Kawasaki Ninja 250  :        2x(62 mm x 41.2)mm               124                              11.5 : 1
4. Kawasaki KLX 250   :      72 mm x 61,2mm                        249                                11 : 1
5. Yamaha Crypton         :         49 mm x 54mm                      101.8                              9.0 : 1
6. Yamaha Mio               :         50.0 x 57.9 mm                      113.7                              8.8 : 1
7. Yamaha Jupiter z         :         51.0 x 54.0 mm                      110.3                              9.3 : 1
8. Yamaha Jupiter MX    :          54 x 58,7 mm                         135                              10.9 : 1
9. Yamaha Vixion           :          57 x 58,7 mm                        149.8                             10.4 : 1
10.Yamaha Scorpio Z    :            70 x 58 mm                            223                                9.5 : 1
11. Yamaha RX King     :           58 x 50 mm                            132                                 7.1 : 1
12. Yamaha RXZ           :           56 x 54 mm                            133                                 7.0 : 1
13. Yamaha F1Z            :           52 x 52mm                            110.4                               7.1 : 1
14. Yamaha Alfa            :           50 x 52mm                            102.1                               7.2 : 1
15. Honda GL 100        :          52 x 49.5mm                          105.1                               9.2 : 1
16. Honda GL Max       :        56.5 x 49.5mm                         124.1                               9.2 : 1
17. Honda GL Pro        :        61.0 x 49.5mm                         144.7                                9.2 : 1
18. Honda Supra           :       50.0 x 49.5mm                           97.1                                 8.8 : 1
19. Honda Tiger            :       63.5 x 62.2 mm                         196.9                                9.0 : 1
20. Honda Megapro      :       63,5 x 49,5 mm                         156.7                                9.0 : 1
21. Honda CS-1            :       58 x 47,2 mm                           124.7                               10.7 : 1
22. Honda SupraX-125  :      52,4 x 57,9 mm                        124.8                                 9.0 : 1
23. Honda Blade            :       50 x 55,6 mm                          109.1                                 9.0 : 1

Daftar Volume Silinder Standar & Rasio Kompresi

Daftar Volume Silinder Standar & Rasio Kompresi

Berikut data volume silinder dan perbandingan kompresi yang membantu kita agar dapat memperkirakan volume ruang bakar. Jika ada data yang lebih lengkap bisa menambahi sehingga lebih bermanfaat untuk semua saudara-saudara kita sesama pecinta korek mesin
  || Nama Motor                 ||  Bore x Stroke          || Volume Silinder (cc)        || Rasio Kompresi
1. Kawasaki Blitz R        :      53 mm x 50.6mm                       111                                9.3 : 1
2. Kawasaki Athlete       :      56 mm x 50.6mm                       124.6                             9.8 : 1
3. Kawasaki Ninja 250  :        2x(62 mm x 41.2)mm               124                              11.5 : 1
4. Kawasaki KLX 250   :      72 mm x 61,2mm                        249                                11 : 1
5. Yamaha Crypton         :         49 mm x 54mm                      101.8                              9.0 : 1
6. Yamaha Mio               :         50.0 x 57.9 mm                      113.7                              8.8 : 1
7. Yamaha Jupiter z         :         51.0 x 54.0 mm                      110.3                              9.3 : 1
8. Yamaha Jupiter MX    :          54 x 58,7 mm                         135                              10.9 : 1
9. Yamaha Vixion           :          57 x 58,7 mm                        149.8                             10.4 : 1
10.Yamaha Scorpio Z    :            70 x 58 mm                            223                                9.5 : 1
11. Yamaha RX King     :           58 x 50 mm                            132                                 7.1 : 1
12. Yamaha RXZ           :           56 x 54 mm                            133                                 7.0 : 1
13. Yamaha F1Z            :           52 x 52mm                            110.4                               7.1 : 1
14. Yamaha Alfa            :           50 x 52mm                            102.1                               7.2 : 1
15. Honda GL 100        :          52 x 49.5mm                          105.1                               9.2 : 1
16. Honda GL Max       :        56.5 x 49.5mm                         124.1                               9.2 : 1
17. Honda GL Pro        :        61.0 x 49.5mm                         144.7                                9.2 : 1
18. Honda Supra           :       50.0 x 49.5mm                           97.1                                 8.8 : 1
19. Honda Tiger            :       63.5 x 62.2 mm                         196.9                                9.0 : 1
20. Honda Megapro      :       63,5 x 49,5 mm                         156.7                                9.0 : 1
21. Honda CS-1            :       58 x 47,2 mm                           124.7                               10.7 : 1
22. Honda SupraX-125  :      52,4 x 57,9 mm                        124.8                                 9.0 : 1
23. Honda Blade            :       50 x 55,6 mm                          109.1                                 9.0 : 1

Pengaruh Perbandingan Final Gear

Pengaruh Perbandingan Final Gear



Berbicara mendongkrak akselerasi motor, banyak cara yang bisa ditempuh. Mulai dari oprek mesin, kelistrikan sampai mekanik. Salah satunya adalah penggantian rasio gir atau saya lebih prefer menyebutnya final gear (depan dan belakang). Meskipun cara ini tergolong murah karena hanya menebus beberapa puluh ribu saja namun efektif juga lho.
Perlu diingat, perbandingan final gear dirancang sedemikian rupa oleh pabrikan dengan berbagai riset yang membutuhkan waktu lama. Hal ini dimungkinkan bahwa motor yang notabenenya sebagai sarana publik mampu melibas segala macam kondisi jalan baik itu jalan mendatar ataupun yang berkarakter tanjakan.

Namun, yang namanya manusia dalam hal ini biker sering kali memodifikasi motor tanpa perhitungan. Misal, pengaplkikasian Ban Besar. Maksudnya sih, ingin tampilan motor kesayangan bak motor-motor motogp. Tapi sayang, sering kali hal tersebut tak dihiraukan biker. Padahal, pengaplikasian ban gambot, akan memaksa mesin motor bekerja lebih berat dari biasanya. Hal ini yang menyebabkan usia pakai mesin motor akan menjadi pendek.
Bila memang demikian, bro/sis biker yang suka ganti ban gambot patut memperhitungkan mengganti final gir motor kesayangan. Untuk apa? Tentunya untuk meringankan kinerja mesin. Bisa dengan menaikkan mata gir belakang 1-2 mata dari gir standar. Misal yamaha vixion, dari pabrikan motor ini dibekali perbandingan final gear 14/42. Untuk menghitungkan mudah, Angka mata gir belakang dibagi angka mata gir depan, hasilnya 42 : 14 = 3,0. Jika mengaplikasikan ban gambot ukuran 130/70-17 tentunya akan memperberat kinerja mesin, oleh karena itu bisa mengubah perbandingan final gear menjadi 14/44, dengan perhitungan 44 : 14 = 3,14. Meskipun hanya naik sebesar 0,14 namun dalam kenyataannya akan terasa signifikan.
Tapi, ada tapinya nih bro/sis. Mengubah nilai final gear dari standarnya akan berefek pada top speed dan akselerasi. Semakin besar nilai yang dihasilkan dari perbandingan final gir akan berdampak pada peningkatan akselerasi (tarikan motor menjadi ringan)tapi mengorbankan top speed. Sebaliknya, semakin kecil hasil perbandingan final gear maka semakin meningkatkan top speed namun akan menurunkan akselerasi motor. Khusus untuk poin peningkatan top speed, tak akan dirasakan secara signifikan karena keterbatasan power motor dalam kondisi standar. Perlu tambahan lain seperti CDI unlimiter untuk mendongkrak top speed tersebut. (fnc)
Berikut Daftar Perbandingan FINAL GEAR (SPROCKET)
Dibuat berdasarkan urutan top speed paling tinggi sampai top speed paling rendah
atau akselerasi paling rendah sampai akselerasi paling tinggi. Monggo disimak :
15/33 = 2.2
15/34 = 2.266


15/35 = 2.333 => Vega R,Supra X125
14/33 = 2.357


15/36 = 2.4 => Jupiter Z
14/34 = 2.428
15/37 = 2.466
  => RX-King, Vega R

14/35 = 2.5
15/38 = 2.533
13/33 = 2.538
14/36 = 2.571

15/39 = 2.6  => Jupiter MX 135
13/34 = 2.615
14/37 = 2.642
15/40 = 2.666
13/35 = 2.692


14/38 = 2.714 => New Jupiter MX 135
15/41 = 2.733 
=> New Vega ZR
12/33 = 2.75
13/36 = 2.769
14/39 = 2.785 
=> F1-ZR

15/42 = 2.8
12/34 = 2.833
13/37 = 2.846
14/40 = 2.857 
=> Byson
15/43 = 2.866


12/35 = 2.916
13/38 = 2.923
14/41 = 2.928
15/44 = 2.933 
=> CBR 150

12/36 = 3
13/39 = 3
14/42 = 3 
=> Vixion / CS1
15/45 = 3 
=> GL Pro Neo Tech

14/43 = 3.071  => Satria FU
13/40 = 3.076
12/37 = 3.083


14/44 = 3.142
13/41 = 3.153
12/38 = 3.166

14/45 = 3.214
13/42 = 3.230
12/39 = 3.25

13/43 = 3.307
12/40 = 3.333
13/44 = 3.384

12/41 = 3.416
13/45 = 3.461

12/42 = 3.5
12/43 = 3.583

12/44 = 3.666

12/45 = 3.75